Didukung Pendekatan Mikro, Optimis Target Makro RPJMD Tercapai

Menanggapi banyaknya pertanyaan dari fraksi mengenai target makro lima tahun kedepan, Kepala Bappedalitbang Provinsi Bali, I Wayan Wiasthana Ika Putra menyatakan target makro tentunya akan didukung oleh pendekatan mikro yang akan dilaksanakan terutama dari program dan kegiatan yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat miskin. Hal ini dikatakannya saat rapat membahas Raperda Perubahan Perda RPJPD Tahun 2005-2025 dan Raperda RPJMD Semesta Berencana Tahun 2018-2023, bersama Panitia Khusus (Pansus) Raperda Perubahan RPJPD dan Raperda RPJMD, bertempat di DPRD Provinsi Bali, Selasa, 29 Januari 2019.

Ika Putra memberi salah satu contoh pendekatan mikro, dengan terbitnya Pergub 99 Tahun 2018 diharapkan dapat dimanfaatkan dan dilaksanakan maksimal oleh kalangan pariwisata sebagai upaya pemberdayaan petani kita. Dalam Peraturan Gubernur Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali mewajibkan toko swalayan, hotel restoran dan katering untuk menyerap produk lokal. Ditambahkan, Industri 4.0 yang merupakan isu strategis nasional juga sudah dipetakan dalam RPJMD.

Ketua Pansus, Ketut Tama Tenaya mengingatkan, RPJMD ini tentunya sudah dibahas secara komprehensif dengan kajian yang menyeluruh sehingga diharapkan target-target dapat dilaksanakan nantinya. Menurut dewan, target-target yang tertuang dalam Raperda RPJMD dinilai terlalu tinggi, sehingga akan menjadi penilaian ketika hal itu tidak tercapai.

Sorotan Dewan tentang penurunan persentase kontribusi Pariwisata, Kelompok Ahli Pembangunan, Prof I Wayan Gede Supartha menjelaskan, mengingat selama ini sektor tersier atau pariwisata menopang 68 persen struktur perekonomian Bali, sedangkan sektor primer dan sekunder hanya menopang 30 persen yang mengakibatkan ketimpangan pertumbuhan ekonomi. Kedepan, kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB akan terus ditingkatkan dan demikian juga sektor pariwisata juga ditingkatkan, sehingga secara persentase hal ini akan terjadi keseimbangan kontribusi. “Secara nominal kontribusi sektor pariwisata tetap meningkat, dan kontribusi sektor pertanian akan lebih ditingkatkan lagi, agar struktur perekonomian Bali (primer, sekunder dan tersier) lebih seimbang,” jelasnya. (Krisna-Pranata Humas)