Tingkatkan Pembangunan Ekonomi Melalui Nangun Sat Kerthi Loka Bali

Pembangunan ekonomi Bali jika dilihat dari capaian pertumbuhan ekonomi menunjukan hasil yang memuaskan. Data BPS Provinsi Bali menunjukkan ekonomi Bali tahun 2018 tercatat tumbuh 6,35 persen, meningkat dibanding pertumbuhan tahun 2017 yang tercatat sebesar 5,57 persen. Perekonomian Bali tahun 2018 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) tercatat sebesar 234,43 triliun rupiah, sementara PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) tercatat sebesar 154,15 triliun rupiah. Dengan proyeksi jumlah penduduk Bali pada tahun 2018 yang sebesar 4,29 juta jiwa, PDRB perkapita ADHB mencapai 54,62 juta rupiah.

Namun demikian, beberapa hal yang perlu dicermati adalah adanya persentase penurunan kontribusi pertanian. Padahal sektor primer seharusnya seimbang atau lebih besar dari sektor tersier. Data impor-ekspor Bali menunjukkan impor dari daerah lain seperti Jawa, masih mendominasi. Hal ini menunjukkan tingginya ketergantungan ekonomi Bali kepada ekonomi luar. Menurut Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisa Statistik BPS Bali, Agus Hendrayana, ini menempatkan Bali pada posisi rentan. Untuk itu, masih perlu upaya dalam rangka menciptakan sumber pertumbuhan baru yang bersinergi dengan alam dan budaya Bali.

Dalam Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, pada arah kebijakan dan program pembangunan yang berkaitan dengan Pembangunan Perekonomian Bali, dilaksanakan berbagai kebijakan yaitu, dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi perlu dibangun/dikembangkan pusat-pusat perekonomian yang baru. Seperti Pembangunan/pengembangan kawasan ekonomi berbasis pariwisata di wilayah perbatasan antar Kabupaten/Kota se-Bali, Pembangunan industri berbasis budaya branding Bali yang berorientasi ekspor untuk mendukung pariwisata Bali. Pelembagaan dan pengembangan industri kerajinan rakyat yang berorientasi ekspor untuk mendukung pariwisata Bali.

Pembangunan perekonomian tersebut dilakukan sesuai dengan potensi Kabupaten/Kota dalam rangka menyeimbangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi antar wilayah se-Bali yang dilakukan melalui investasi. Pembangunan pusat-pusat perekonomian tersebut ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan daerah, membuka lapangan kerja baru, dan mengurangi tingkat kemiskinan. (Krisna-Pranata Humas)