Workshop Pengendalian Kerusakan Perairan Darat, Memahami Konsep Nangun Sat Kerti Loka Bali Dalam Pengendalian Kerusakan Perairan Darat

Visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana memiliki tiga aspek penataan secara fundamental dan komprehensif dalam pembangunan Bali, yaitu: Alam, Krama, dan Kebudayaan Bali berdasarkan nilai-nilai Tri Hita Karana, yang berakar dari kearifan lokal Sad Kerthi, yaitu: penyucian jiwa (atma kerthi); penyucian laut (segara kerthi); penyucian sumber air (danu kerthi); penyucian tumbuh-tumbuhan (wana kerthi); penyucian manusia (jana kerthi); dan penyucian alam semesta (jagat kerthi).

Demikian diungkap Kepala Bappedalitbang Provinsi Bali yang diwakili Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan Ekapria Dharana Kubontubuh saat sebagai narasumber dalam Workshop Pengendalian Kerusakan Perairan Darat melalui Skema Public Private Partnership dan Imbal Jasa Lingkungan, bertempat di B Hotel Denpasar, Selasa, 10 September 2019.

Dijelaskannya, program prioritas mendukung lingkungan hidup tertuang melalui misi kesebelas, yaitu mengembangkan tata kehidupan Krama Bali secara sakala dan niskala berdasarkan nilai-nilai filsafat Sad Kertih yaitu Atma Kertih, Danu Kertih, Wana Kertih, Segara Kertih, Jana Kertih, dan Jagat Kertih. Selain itu juga dalam misi ke-21 mengembangkan tata kehidupan Krama Bali, menata wilayah dan lingkungan yang hijau, indah dan bersih.

Workshop yang diadakan Balai Pengelolaan DASH Unda Anyar, Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tersebut mengambil tema “Membudayakan semangat urun daya dalam gerakan pemulihan daerah aliran sungai untuk ketahanan air nasional”. Melalui tema ini diharapkan dapat membangun semangat urun daya dalam perbaikan lingkungan serta menjaring dan mengkristalisasi gagasan dari para pihak agar dapat meningkatkan semangat untuk melakukan urun daya dalam pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS) guna menciptakan Ketahanan Air Nasional.

Perairan darat mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu sebagai penyangga kehidupan dengan fungsi diantaranya: sebagai sumber air minum (sumber penghidupan semua makluk), sumber energi terbarukan, wahana transportasi, penopang sumber pangan, wahana wisata, dan wahana pengendali banjir. Mengingat begitu pentingnya peranan sumberdaya alam DAS maka kelestarian DAS harus dijaga sehingga bermanfaat bagi generasi masa kini dan masa selanjutnya.

Dalam pemulihan DAS dan penanganan pengendalian kerusakan perairan darat, tidak mungkin hanya dilakukan oleh pemerintah saja karena keterbatasan baik sumberdaya manusia, penganggaran, serta target waktu yang harus dipenuhi dalam setiap kegiatan. Untuk itu juga diperlukan adanya keterlibatan sektor swasta (dunia usaha) dan masyarakat, yang dikenal dengan istilah Public-Private Partnership (PPP) yaitu kerjasama antara pemerintah dengan sektor swasta.

Konsep Public-Private Partnership lebih ditekankan pada konsep keseimbangan bahwa kinerja swasta jangan sampai menurunkan daya dukung-daya tampung lingkungan tanpa diimbangi kontribusi nyata dalam pemulihannya dari pihak swasta.

Selaku narasumber lainnya Direktur Pengendalian Kerusakan Perairan Darat, Ditjen PDASHL, Direktur Perencanaan Evaluasi dan pengendalian DAS, Ditjen PDASHL, Direktur kehutanan dan konservasi Sumberdaya Air, Deputi Kemaritiman dan SDA, BAPPENAS dan lainnya.

Dengan melalui kegiatan workshop ini diharapkan mampu memberikan wawasan mengenai pentingnya kegiatan urun daya dan membuka kesadaran dari semua pihak mengenai pemulihan DAS. (Krisna-Pranata Humas)