PSBB Bukan Strategi Tepat, Bali Terapkan Screening Ketat Di Pintu Masuk

Ketua Harian Gugus Tugas Pelaksana Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra saat konferensi pers mengatakan jumlah akumulatif kasus positif di Provinsi Bali pada Selasa, 21 April 2020 terdata sebanyak 150 orang, terdiri dari 8 orang WNA dan 142 orang WNI. WNI sebanyak 142 orang tersebut positif terinfeksi saat perjalanan ke luar negeri (imported case) 99 orang, dari daerah terjangkit 17 orang dan terinfeksi secara transmisi lokal 26 orang. Kasus dari transmisi lokal dibandingkan dengan kasus yang bersumber dari luar Bali, persentase sebesar 17.33 persen terjangkit melalui transmisi lokal dan 82,67 persen positif berasal dari luar negeri atau luar daerah Bali. “Ini artinya dari 150 positif covid di Bali kasus transmisi lokal sebesar 17,33 persen. Angka ini penting untuk disampaikan agar bisa memahami strategi apa yang dilakukan Pemprov Bali dalam upaya pencegahan penyebaran Covid 19 ini” ujar Dewa Indra.

Lebih jauh Dewa Indra menjelaskan, strategi yang dilakukan tiap daerah tidak sama tergantung dari sumber resikonya. Di Jakarta kasus paling besar positif Covid-19 berasal dari transmisi lokal, maka strateginya adalah pembatasan aktivitas masyarakatnya (PSBB). Sedangkan di Bali kasus positif didominasi dari imported case dan daerah terjangkit, maka strategi yang diterapkan akan berbeda. Yaitu dengan melakukan screening/pemeriksaan ketat di pintu pintu masuk Bali baik di Bandara Ngurah Rai serta pelabuhan-pelabuhan. Pemeriksaan di pintu masuk dilakukan secara berlapis baik melalui pengukuran suhu tubuh maupun rapid test.

Untuk upaya pencegahan, transmisi lokal dapat dicegah dengan disiplin dalam menerapkan semua himbauan pemerintah. Masyarakat Bali harus menggunakan masker jika berada di luar rumah, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak aman dengan orang lain, menghindari keramaian dan menghindari berinteraksi dengan banyak orang. “Kita berharap angka transmisi lokal tidak bertambah lagi. Pemerintah tidak pernah berhenti mengajak masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan. Kunci utama pencegahan transmisi lokal adalah memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan. Kalau semua dilakukan maka kasus transmisi lokal tidak akan bertambah.” katanya.

Penanganan pekerja migran yang pulang ke Bali, pemerintah tidak mungkin mencegah kepulangannya karena yang pulang adalah masyarakat Bali sendiri. “Untuk itu screening terus kita lakukan, jika pun kasus positif bertambah karena imported case, kita harus pastikan mereka tidak menularkan di tengah tengah masyarakat. Oleh karena itu mereka yang datang dari luar negeri atau daerah terjangkit di luar Bali harus menjalani karantina,” tegas Dewa Indra. (Krisna – Pranata Humas)