Peneliti dari Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana, Dr. Gede Hendrawan memprediksi sampah kiriman bakal mulai mendarat di Pantai Seminyak, Legian dan Kuta Badung antara tanggal 18 sampai 28 Desember 2021. Untuk itu, seluruh pemangku kepentingan kebersihan pantai di areal tersebut diingatkan untuk bersiap melakukan langkah yang semestinya. Sementara pemerintah dan masyarakat di Kabupaten Jembrana dan Tabanan dihimbau untuk melakukan kegiatan kebersihan menyeluruh di daerah aliran sungai karena penelitian tahun 2015 mendapatkan Tukad Ijo Gading di Jembrana dan Tukad Sungi di Tabanan adalah dua sungai penghasil sampah terbesar di Bali Barat.
“Sampah dari Alas Purwo, Banyuwangi saat ini sudah siap menuju Bali. Berdasarkan hasil tracking kami dengan pelampung yang diisi alat GPS, kira-kira dalam 30 – 40 hari ke depan, sampah ini dan juga sampah dari Selat Bali akan sampai di Pantai Kuta,’ kata Gede Hendrawan dalam diskusi membahas tentang upaya penanganan sampah di sepanjang Pantai Selatan Bali yang dilaksanakan Bappeda Provinsi Bali, Kamis, 18 Nopember 2021 kemarin.
Dalam diskusi yang dipandu Pejabat Fungsional Perencana Ahli Utama Bappeda Bali I Putu Astawa itu, Gede Hendrawan menjelaskan, pihaknya sedang melakukan penelitian di Jembrana dan Banyuwangi mengenai sampah Pantai Kuta ini. Dari penelitian itu pihaknya menemukan bahwa sampah itu memang merupakan sampah kiriman yang dibawa arus laut. Saat ini, katanya, sudah ada beberapa hektar sampah berkumpul di laut Alas Purwo – Muncar, Banyuwangi yang siap bergerak menuju Pantai Kuta.
Bulan Nopember sampai dengan bulan Februari merupakan musim hujan dan puncak musim angin barat. Pada periode waktu ini, biasanya sampah kiriman akan bergerak masuk ke Pantai Kuta karena pantai ini merupakan daerah konvergensi sampah Bali yang terjadi secara alami sejak ratusan tahun silam. Sampah-sampah yang berasal dari Selat Bali, pesisir Sumatera, Pantai Timur Jawa, Banyuwangi, Muncar, Ketapang, Gilimanuk, Jembrana, Tabanan dan Badung akan bergerak ke Pantai Kuta sebagai bawaan mekanisme arus air laut.
Sementara berdasarkan penelitian tahun 2015 sungai di Bali Barat yang mengirim sampah terbanyak adalah Sungai Ijo Gading di Jembrana, kemudian Tukad Penet, dan Sungai Sungi di Kabupaten Tabanan yang merupakan sungai yang melintasi ibu kota kedua kabupaten. Untuk itu, selain melakukan penanganan di Pantai Kuta dalam bentuk beach clean up, penanganan sampah di Pantai Selatan Bali harus disinergikan dengan kegiatan river clean up yang mencakup kegiatan membersihkan semua sampah dari aliran sungai, pangkung, telabah, dan saluran/got dan lingkungan yang menuju sungai secara bergotong royong di setiap desa/kelurahan. (Dewa Rai Anom – Prahum)