Peran Bappeda Provinsi Bali mendukung penerapan Zero Waste di Bali dengan mensinergikan peran berbagai elemen masyarakat (stakeholders) untuk melakukan perubahan perilaku (mindset) dalam penanganan sampah sehingga terwujud zero waste melalui pola circular. Masyarakat harus memahami penanganan sampah dilakukan dari sumbernya, yaitu mulai dari pemilahan di tingkat rumah tangga.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Ida Bagus Gde Wesnawa Punia saat menjadi narasumber dalam mini conference bertajuk Meningkatkan aksi nyata dalam mewujudkan Zero Waste “Bersinergi bersama wujudkan Zero Waste yang nyata dan berkelanjutan di Provinsi Bali” yang dilaksanakan Global Youth Conference (GYC), bertempat di Ruang Rapat Jempiring Bappeda Provinsi Bali, Sabtu, 29 Oktober 2022.
Permasalahan sampah merupakan masalah yang berkepanjangan dan belum terselesaikan dengan baik di berbagai daerah di Indonesia. Peningkatan volume sampah disebabkan oleh tingginya jumlah konsumsi produk oleh masyarakat serta kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan dan pengolahan sampah. Sehingga sampah-sampah tersebut hanya dibuang ke TPA tanpa adanya pemrosesan lebih lanjut. Perlu adanya perubahan konsep perilaku masyarakat Zero Waste untuk mengurangi permasalahan sampah di Indonesia khususnya Bali.
Bali merupakan salah satu provinsi yang mengalami permasalahan serius terhadap sampah. Pada tahun 2022, Bali menghasilkan sampah sekitar 800 ton per hari. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Suwung di kota Denpasar sudah tidak mampu lagi melayani, dan akan segera ditutup operasinya. Sebagai penggantinya akan dibangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di tiap kabupaten/kota. Sistem pengelolaan sampah yang direncanakan mengarah pada konsep Zero Waste.


Penerapan Zero Waste di Provinsi Bali secara nyata tak akan berhasil tanpa kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah. Mengingat cita-cita Provinsi Bali untuk menjadi percontohan daerah berdasarkan program-program yang dikerjakan membuat Global Youth Conference (GYC) terdorong untuk mengadakan Mini Conference secara hybrid diikuti siswa-siswi SMA/K dan universitas di Bali. Diharapkan melalui konferensi ini dapat menjadi wadah untuk berdiskusi bagi para pemuda khususnya pelajar dan mahasiswa se-Bali bersama pemerintah dalam mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kurangnya penerapan Zero Waste di Provinsi Bali dan memberi solusi aplikatif yang dapat dilakukan oleh para pemuda dalam mendukung penerapan Zero Waste. (Krisna – Prahum)