Berkontribusi Dalam Penanganan Sampah, Bappeda Bali Bangun Teba Modern

Bappeda Bali mulai membangun Teba Modern sebagai solusi penanggulangan sampah dengan tidak meninggalkan warisan leluhur Bali. Menurut beberapa literatur, “teba” merupakan bahasa Bali yang berarti tempat terbuka di pekarangan belakang rumah tradisional Bali. Itu juga merupakan tempat yang digunakan oleh masyarakat Bali sejak dahulu untuk pembuangan sampah dan menjemur pakaian. 

Di teba, masyarakat membuat lubang besar di tanah untuk membuang sampah. Ketika teba telah dipenuhi oleh sampah, biasanya akan ditutupnya dengan tanah dan menggali lubang di tempat lain. Tidak heran jika tanah di Bali pada saat itu sangat subur dan bagus untuk pertanian dan perkebunan.

Mengadopsi sistem pembuangan sampah tersebut, Bappeda Bali membuat “teba modern” untuk berpartisipasi dalam menanggulangi masalah sampah. Teba modern sebagai salah satu alternatif yang dinilai efektif dan efisien dalam menanggulangi sampah yang menumpuk, khususnya sampah organik. 

Sekretaris Bappeda, Dewa Gede Dharma Putra menjelaskan teba modern yang dimaksud merupakan sebuah tempat mengumpulkan dan mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos. Menariknya, teba modern ini biasanya dibuat sebagai meja, dilengkapi tempat duduk untuk ngopi pegawai untuk mendiskusikan masa depan Bali. Itu sebabnya teba ini dianggap kekinian, karena difungsikan sebagai meja dan dilengkapi kursi untuk duduk-duduk dan berkumpul yang menyatu dengan rerumputan di taman kecil kantor Bappeda Bali. 

Semoga ini menjadi langkah kecil menangani sampah, dan sekaligus meningkatkan kebahagiaan pegawai di lingkungan Bappeda Bali. ](Krisna – Prahum)