Jadi Provinsi Dengan Jumlah Desa Mandiri Tertinggi, Bappeda Sumut Studi Komparasi Ke Bali

Bappeda Provinsi Bali yang diwakili Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia menerima kunjungan kerja Bappeda Provinsi Sumatera Utara, Kamis, 9 Desember 2021, bertempat di Ruang Rapat Cempaka Bappeda Provinsi Bali.

Kepala Bidang Sosial Budaya dan Sumber Daya Manusia Bappeda Provinsi Sumatera Utara Ika Hardina Lubis selaku ketua rombongan menjelaskan, kunjungan ini dalam rangka melaksanakan studi komparasi terkait percepatan pencapaian indikator strategis pembangunan daerah khususnya terkait jumlah atau persentase Desa Mandiri yang mana berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) tahun 2021, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi merilis Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi dengan jumlah desa berstatus Mandiri tertinggi dan tidak terdapat lagi desa dengan status Tertinggal. Selain itu juga ingin mengetahui lebih jauh pengelolaan desa khususnya BUMDes, yang mana salah satu desa di Kabupaten Tabanan di masa pandemi ini justru mampu bertumbuh. Keberhasilan penanganan stunting di Bali juga menjadi perhatiannya, serta terkait mekanisme hibah kepada desa wisata di Provinsi Bali.

Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Ida Bagus Wesnawa Punia menjelaskan, keberhasilan desa mandiri dimulai dari gerakan pembangunan desa terpadu yang kemudian dilanjutkan melalui program-program dalam visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui pola pembangunan semesta berencana menuju Bali Era Baru. 

Ditambahkannya, pada Jumat yang lalu Presiden Joko Widodo telah meluncurkan Program Transformasi Ekonomi Kerthi Bali: Hijau, Tangguh, dan Sejahtera. Terdapat tiga hal yang menjadi catatan dalam pembangunan Bali. Pertama, diversifikasi ekonomi, meliputi pariwisata hingga pertanian. Kedua, paradigma dan tata kelola pariwisata harus memprioritaskan kesehatan dan keamanan. Ketiga, pariwisata Bali bertransformasi dari mass tourism menjadi green tourism serta quality tourism, mengusung pariwisata berbasis sosial, budaya, dan lingkungan, mewujudkan harmoni dan memuliakan alam. “Kita melihat pola ada transformasi ekonomi Bali, dengan meningkatkan sektor pertanian dan industri kecil menengah. Kenapa melakukan transformasi, ternyata budaya Bali itulah daya tarik wisata,” jelasnya. (Krisna – Prahum).