Dosen Administrasi Publik Universitas Negeri Yogyakarta, Nainta Agustanta menyampaikan kunjungan mahasiswa yang bersamanya kali ini untuk mengetahui pengembangan regional dan kearifan lokal khususnya pengembangan UMKM di provinsi Bali. Menurutnya hal ini menarik karena dalam pengembangannya berbalut khas kearifan lokal.
Hal itu disampaikannya saat melakukan kunjungan lapangan mahasiswa Jurusan Administrasi Publik Fakultas FISIPOL Universitas Negeri Yogyakarta, bertempat di Ruang Rapat Jempiring Bappeda Provinsi Bali, Senin, 14 April 2025. Kunjungan tersebut diterima Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Ida Bagus Made Sutresna didampingi Ketua Tim Ekonomi bersama staf.
Nainta menjelaskan, mahasiswa juga menganalisis aktor dan peran dari masing-masing aktor tersebut dalam pengambilan kebijakan pengembangan UMKM. Para pemangku kepentingan dimaksud diantaranya pemerintah Bali, DPRD dan juga pihak ketiga yang mewakili UMKM yang pada kesempatan ini akan mengunjungi pula manajemen Krisna Oleh-oleh, serta kunjungan ke Desa Guwang Sukawati, Gianyar. “Jadi mahasiswa tidak belajar sebatas UMKM saja, namun termasuk pelayanannya,” kata Nainta.
Sementara itu Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Ida Bagus Made Sutresna menyampaikan Bali tidak bisa lepas dari pariwisatanya. Tingkat kunjungan wisatawan yang terus meningkat mendukung pembangunan Bali, tidak terkecuali UMKM tumbuh dengan pesat. Namun di sisi lain tidak dipungkiri wisatawan juga menyisakan berbagai isu permasalahan yang harus ditindak lanjuti, salah satunya persoalan sampah.
Dalam penanggulangan sampah, Pemprov Bali telah mengeluarkan peraturan untuk menanggulangi sampah dari sumbernya. Selain itu juga peraturan terkait pelarangan menggunakan kemasan plastik sekali pakai dan styrofoam. Pengelolaan sampah saat ini masuk dalam Program Super Prioritas Mendesak (PSPM). “Kita tidak mau menerima wisatawan yang tidak memperhatikan lingkungan,” kata Gus Sutresna.
Sementara Ketua Tim Ekonomi Ida Bagus Putrayasa menyampaikan paparan terkait peran Bappeda dalam mengoptimalkan UMKM sebagai salah satu daya dukung perencanaan dan pengembangan daerah. Dalam paparan itu disampaikan bagaimana peran perusahaan dalam pembangunan Bali melalui Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Perusahaan atau CSR dan perguruan tinggi di Bali. Juga disampaikan peran kerjasama dengan negara lain melalui hibah seperti bantuan 10 bus listrik dari pemerintah Korea.
Berbagai hal menjadi bahan diskusi, diantaranya terkait kemitraan yang mendukung pembangunan Bali, transportasi, infrastruktur, pungutan wisatawan, dan pengebangan UMKM serta pariwisata. (Krisna – Prahum)