Provinsi Bali lolos Tahap I Penilaian Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) 2021 yang dilaksanakan Kementerian PPN/Bappenas RI. Pada penilaian tersebut menghasilkan 18 provinsi nominasi, termasuk Provinsi Bali. Kepala Bappeda Provinsi Bali hari ini, Selasa, 23 Februari 2021, mengikuti Penilaian Tahap II dengan agenda presentasi dan wawancara yang dilaksanakan secara daring.
Direktur Tata Ruang dan Penanganan Bencana Kementerian PPN/Bappenas Sumedi Andono Mulyo saat memandu penilaian mengatakan tahap ini merupakan proses untuk memperoleh informasi tambahan, dimana informasi ini sebagai klarifikasi dari Bappeda Bali mengenai capaian, kualitas dan proses penyusunan dokumen, serta inovasi daerah yang sudah dilakukan pada tahun 2020.
Sumedi mengingatkan manfaat bagi Pemerintah Pusat, PPD memperkuat koordinasi dan sinkronisasi untuk perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional dan pembangunan daerah. Bagi Pemerintah Daerah, PPD memberikan motivasi dan pembelajaran untuk pembangunan daerah yang lebih berkualitas. Bagi non-Pemerintah, PPD memberikan akses informasi dan keterlibatan akademisi, NGO, professional, jurnalis, dan masyarakat dalam pembangunan daerah.
Sementara itu Kepala Bappeda Provinsi Bali I Wayan Wiasthana Ika Putra melalui paparannya yakin Bali akan lolos tahap ini. Dengan berbagai inovasi khususnya di masa pandemi ini terbukti Bali mampu mempertahankan beberapa indikator makro diatas rata-rata nasional. Pada tahun 2020, Indeks Pembangunan Manusia Bali sebesar 75,50 ini diatas nasional sebesar 71,49. PDRB Perkapita Bali sebesar 51,18 juta per tahun, sedangkan nasional 56,90 juta per tahun. Pertumbuhan ekonomi Bali terkontraksi sebesar -9,31 persen. sedangkan nasional sebesar -2,07 persen. Kontraksi ini karena struktur perekonomian Bali condong ke sektor jasa yaitu pariwisata. Walau tingkat pengangguran terbuka Bali meningkat yaitu sebesar 5,63 persen, namun masih dibawah nasional sebesar 7,07 persen.
Hal yang mengejutkan Tim Penilai adalah Persentase Kemiskinan Bali di masa pandemi sebesar 4,45 persen, walaupun nilai ini meningkat dibanding tahun sebelumnya, namun masih jauh dibawah nasional sebesar 10,19 persen. Menurut Ika Putra, yang paling terdampak bidang pariwisata karena pandemi sebagian besar masyarakat dari luar Bali. “Saat pandemi inilah justru kita bisa melihat kondisi sebenarnya Bali. Masyarakat kembali ke pertanian, seperti masa dahulu kala,” ujarnya.
Kondisi data sedemikian ini dinilai Tim sebagai keunikan, karena pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi paling besar, namun angka kemiskinan masih terbaik nasional. Hadir pada kesempatan tersebut Penilai Independen diantaranya Prof Tommy Firman, Yanuar Nugroho, Misbah Hasan, Suprayoga Hadi. Penentuan peringkat 10 Besar akan dilakukan pleno pada 2 Maret mendatang. (Krisna – Pranata Humas)