Pakar Kebijakan Publik Bahas Implementasi Kebijakan Pelayanan Kesehatan Tradisional di Provinsi Bali

Implementasi kebijakan Pemerintah Provinsi Bali dalam pengembangan dan pelayanan kesehatan tradisional di Provinsi Bali perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan para pakar dan pihak-pihak terkait. Selaku narasumber yaitu Guru Besar Bidang Sistem Pemerintahan Daerah dan Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Prof. Dr. Bambang Supriyono, M.S, Lektor Kepala pada Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik Universitas Terbuka Dr. Sofjan Aripin, M.Si., Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Dr. dr. I Nyoman Gede Anom, M.Kes, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar., M.Hum, Rektor Universitas Hindu Indonesia Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S, Pakar/Akademisi Kesehatan Tradisional Prof. apt. Dr.rer.nat., Drs. I Made Agus Gelgel Wirasuta, M.Si,  Kepala UPTD Kesehatan Tradisional, Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ayu Rai Andayani R., SKM., MscPH, dan Pakar dan Praktisi Wellness Tourism dr. I Gede Wiryana Patra Jaya, M.Kes. 

FGD bertema “Evaluasi Implementasi Kebijakan Pemerintah Provinsi Bali dalam Pengembangan dan Pelayanan Kesehatan Tradisional” dibuka Kepala Bappeda Provinsi Bali, I Wayan Wiasthana Ika Putra yang juga Plt Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali bertempat di Ruang Jempiring Bappeda Provinsi Bali, Kamis, 12 Desember 2024. Dalam sambutannya menyampaikan harapan agar evaluasi ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik sekaligus membawa pengobatan tradisional Bali menuju pengakuan global.

Diskusi dipandu oleh moderator Ida Bagus Sedawa berjalan sangat intens. Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha, mengawali pembahasan dengan menekankan pentingnya kearifan lokal dalam mendukung kesehatan tradisional Bali. Dilanjutkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom yang menjelaskan implementasi kebijakan pelayanan kesehatan tradisional di Bali.

Kemudian Kepala UPTD Kesehatan Pengobatan Tradisional, Ayu Rai Andayani, memaparkan praktek terbaik yang telah diterapkan di Griya Sehat Bali Dwipa Usadha sebagai model pelayanan kesehatan tradisional di Bali. Perspektif akademis disampaikan oleh Rektor Universitas Hindu Indonesia, I Made Damriyasa, yang memberikan analisis mendalam terkait implementasi kebijakan dari sudut pandang akademik.

Pada sesi berikutnya, Dosen Farmasi FMIPA Universitas Udayana, I Made Agus Gelgel Wirasuta, membahas kebijakan ini dari perspektif pangusada atau pengobatan tradisional berbasis herbal Bali. Diskusi ditutup dengan pemaparan I Gede Wiryana Patra Jaya, Chairman Bali Medical Tourism Association (BMTA), yang menyoroti potensi medical wellness di Bali sebagai daya tarik kesehatan berbasis pariwisata global.

Diskusi ini menegaskan perlunya sinergi antara pemerintah, akademisi, praktisi kesehatan, dan komunitas untuk memastikan implementasi kebijakan kesehatan tradisional berjalan optimal. Melalui evaluasi ini, diharapkan pelayanan kesehatan tradisional Bali tidak hanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal tetapi juga menjadi kekuatan baru dalam sektor pariwisata kesehatan dunia.

(Penulis: Ayu, Editor: Krisna)