Bali The Best Island, Mahasiswa Undip Kunjungi Bali Belajar Pariwisata Berkelanjutan

Perwakilan mahasiswa Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro-Semarang, Hasan dan Fatan menyampaikan baru-baru ini Bali dianugerahi The Best Island’ – Reader’s Choice Award 2025 oleh DestinAsian. DestinAsian adalah majalah dan platform media luxury travel and lifestyle yang berfokus pada wilayah Asia-Pasifik. Anugerah ini menandai tahun ke-18 berturut-turut Bali diakui sebagai destinasi pulau teratas oleh pembaca majalah DestinAsian. Bali berada di posisi pertama, mengungguli Maladewa, Boracay-Filipina, Phuket-Thailand, Phu Quoc-Vietnam.

Tripadvisor, juga merilis Bali sebagai “Top 2-Best of The Best Destinations 2025”. Penghargaan ini merupakan bagian dari Travelers’ Choice Awards tahunan, yang memberikan pengakuan kepada destinasi terbaik berdasarkan kualitas dan kuantitas ulasan serta penilaian dari wisatawan yang menggunakan jasa Tripadvisor di seluruh dunia selama 12 bulan terakhir. Bali menduduki peringkat kedua di bawah London-Inggris Raya. Dan di bawah Bali yaitu Dubai-U.A.E, Sisilia-Italia, dan Paris-France.

“Itulah salah satu yang mendasari kunjungan Kuliah Kerja Lapangan ini dilaksanakan. Bali bukan hanya destinasi, melainkan laboratorium pariwisata berkelanjutan,” ujar Hasan.

Ditambahkannya, melalui kunjungan ke Bappeda Provinsi Bali diharapkan memahami perencanaan berkelanjutan terkait pariwisata dan solusi menghadapi tantangan pariwisata. Khusunya, pelestarian budaya lokal yang merupakan daya tarik wisata berkelanjutan, menggabungkan warisan tradisi dengan pariwisata terintegrasi dan partisipatif dalam melibatkan masyarakat, menjaga lingkungan, dan menawarkan pengalaman autentik. Disitulah pendekatan peran pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan dalam tata kelola untuk pengembangan, pengelolaan, dan promosi pariwisata lokal.

Kunjungan Kuliah Kerja Lapangan mahasiswa Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah diterima Kepala Bappeda Provinsi Bali yang diwakili Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Dr. Ida Bagus Made Sutresna didampingi Ketua Tim Ekonomi bertempat di Ruang Rapat Jempiring Bappeda Provinsi Bali, Senin, 5 Mei 2025. 

Gus Sutresna menjelaskan, tidak dipungkiri pesatnya pariwisata sangat berimbas pada ekonomi masyarakat. Namun kue pariwisata yang tidak merata menimbulkan permasalahan kesenjangan antar wilayah, yang mana Badung dan Denpasar sangat maju, sementara di wilayah lainnya masih kurang. Hal ini karena sebagian besar hotel dan restoran berada di Badung dan Denpasar.

Banyaknya wisatawan yang datang ke Bali meningkatkan ekonomi Bali namun di samping itu juga menimbulkan isu permasalahan yang cukup mendasar diantaranya adalah terkait sampah, keamanan, kemacetan dan persaingan tenaga kerja. Dalam rangka mengurangi sampah, Pemprov Bali telah memiliki peraturan terkait pengelolaan sampah berbasis sumber, yang mana setiap penghasil sampah harus mampu menyediakan pengolahan sampahnya masing-masing, melakukan pemilahan dan sisanya yang tidak dapat digunakan kembali dan tidak dapat diolah akan dibuang ke TPA. Sehingga dengan demikian diharapkan dapat mengurangi beban daya tampung TPA. Dari sisi keamanan, pariwisata mulai dibuat berkelas. Jangan sampai wisatawan yang datang ke Bali merupakan wisatawan yang memiliki kualitas rendah dengan spending money yang kecil. 

Pungutan wisatawan asing yang salah satu fungsinya juga untuk mendorong pelestarian adat, budaya dan lingkungan di provinsi Bali. Bali seperti ‘gula’ yang menarik banyak pendatang, sehingga lapangan pekerjaan juga terjadi persaingan yang ketat. 

Untuk itu, jelas Gus Sutresna, slogan ‘Budaya menjaga Pariwisata, Pariwisata menjaga Budaya’, Ini diharapkan memperkuat budaya di Bali yang telah dinikmati oleh wisatawan sejak dahulu. Sehingga apabila budaya ini hancur akan menghancurkan juga pariwisata yang ada. Untuk itu perlu diatur dan dikendalikan. Seperti apa budaya untuk pariwisata tersebut dan pariwisata itu tidak merusak budaya, sosial dan juga ekonomi serta lingkungan yang ada. Dengan demikian pariwisata budaya Bali akan dapat bertahan di tengah-tengah pengaruh kemajuan dari pariwisata. 

Pada akhir kegiatan tersebut, dilakukan penyerahan cenderamata oleh Dosen Pembimbing, Mardwi Rahdriawan kepada Ida Bagus Made Sutresna disaksikan seluruh peserta. (Krisna – Prahum).