Kawasan Ubud, Tegalalang dan Payangan (ULAPAN) merupakan bagian penting dari Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang saat ini menghadapi tantangan dengan munculnya pandemi Covid-19. Potensi dan tantangan itu bersifat kompleks, di satu sisi keinginan menjaga nilai-nilai luhur kearifan lokal, di sisi lain mempromosikan budaya Bali agar lebih dikenal di dunia internasional. Persoalan lainnya adalah muncul indikasi telah terjadi penurunan kesakralan akibat komersialisasi.
Hal itu dikemukakan oleh Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Rudi Soeprihadi Prawiradinata saat membuka Seminar Nasional Pengembangan Kawasan ULAPAN yang juga dihadiri Kepala Bappeda Provinsi Bali I Wayan Wiasthana Ika Putra secara daring, Rabu, 15 Desember 2021.
Rudi mengemukakan, dengan keunggulan lingkungan ULAPAN yang indah, didukung alam dan budaya yang sangat khas, menjadikan kawasan ULAPAN destinasi wisata yang banyak dikunjungi turis. Kementerian PPN/Bappenas mencatat 4,5 juta turis berkunjung pada masa pra pandemi. Akibatnya, terjadi kemacetan dan keterbatasan tempat parkir yang mengganggu kenyamanan bersama.
Di sisi lain, tujuan utama wisatawan datang ke kawasan ini bukan untuk melihat gedung atau hotel mewah bertingkat, namun untuk menikmati budaya Bali yang damai yang tiada duanya di dunia. Keberadaan budaya Bali itu disebut sebagai penyembuh tekanan psikis saat mereka bekerja.
Berangkat dari penggalian makna kata Ubud, sejarah panjang peradaban di kawasan ini, dan masukan para pemangku kepentingan di kawasan ini, menginisiasi Kementerian PPN/Bappenas menyusun master plan induk kawasan ULAPAN dengan tagline Ubud the Healing Paradise atau Ubud Sorga Penyembuhan sebagai penanda wisata ini. Master plan dirancang sedemikian rupa sehingga pengembangan pariwisata di kawasan ini memenuhi konsep pariwisata budaya beridentitas dengan kearifan lokalnya, terpadu, terintegrasi, dan berkualitas yang ramah budaya, ramah lingkungan, dan mensejahterakan.
Seminar menampilkan tiga narasumber penting yakni Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian PUPR Rahman Arief Dienaputra dan Guru Besar Universitas Victoria Melourne-Australia Terry Delacy. (Dewa Rai Anom – Prahum).